Jumat, 04 September 2015

Ekspedisi Kawah Gunung Lokon


Kawah berada didalam bulatan
Kawah gunung Lokon dilihat dari sisi barat
Center point (titik pusat), diameter sekitar 5 m
Dilihat dari sebelah utara
Pada tanggal 10 agustus 2015 untuk pertama kali saya mengadakan perjalanan (ekspedisi) kekawah gunung Lokon, salah satu gunung berapi aktif di Sulawesi utara, Indonesia. gunung ini terletak di wilayah administratif kota Tomohon dan juga keberadaannya tidak jauh dari kota Tomohon, setiap orang atau siapa saja yang mengunjungi Tomohon pasti akan melihat gunung ini, oleh sebab itulah gunung ini boleh dikatakan sebagai " Nature Icon " nya kota Tomohon. tingginya 1580 m diatas permukaan laut (dpl), kalau diukur dari kakinya sampai ke puncak tingginya 842 m (prominence). jarak puncaknya dengan kota Tomohon sekitar 5 km sebelah barat laut kota, sedangkan jarak puncak dengan kota Manado (ibukota provinsi Sulawesi utara) sekitar 20 km sebelah tenggara kota Manado. ada yang unik untuk gunung ini bahwa kawahnya atau lobang untuk tempat menyemburkan material2 vulkanis tidak berada di puncak tetapi berada dibawah atau berada di pinggangnya bukan kakinya, namun demikian hal ini bukan berarti kawahnya akan tetap disitu sampai selamanya karena bisa saja di suatu saat nanti entah kapan kawahnya akan berpindah letaknya kalau tidak di puncak mungkin ke bagian yang lain seperti terjadi pada gunung2 yang lain, hanya Tuhan yang maha kuasa pemilik Bumi ini yang mengetahui se-gala2nya. bentuk kawah agak bulat diameter sekitar 170 m, dalamnya sekitar 60 m, bau belerang tercium disekitar lokasi. salah satu letusan terdahsyat yang terjadi pada tahun 1991 yang memaksa ribuan penduduk yang ada di desa Tinoor, Kinilow, Kakaskasen I dan Kakaskasen II di ungsikan ke tempat2 yang aman yang di sediakan oleh pemerintah kota Tomohon, pada peristiwa itu ada seorang wisatawan asal Swiss yang bernama Vivian Clavel tewas di sekitar kawah dan tidak ditemukan sampai saat ini, ia mendaki sebelum terjadi letusan (erupsi), mungkinkah ia tidak mengetahui bila ada larangan mendaki atau mungkin sudah mengetahui tapi mengabaikannya? saya tidak tahu. tanggal 29 agustus 2015 yang lalu pada malam jam 23.15 wita gunung Lokon ini meletus, hanya 19 hari setelah ekspedisi ke kawah (10 agustus 2015), letusannya cukup dahsyat (kata saksi mata) tapi tidak disusul oleh letusan-letusan berikutnya, hanya sekali erupsi. abu vulkanik terbawa angin selatan sampai ke Manado bagian utara dan desa Kolongan sekitarnya (Minahasa utara), juga menurut warga yang berada disekitar desa Maumbi (minut) bahwa bau belerang tercium sampai ke desa mereka keesokan harinya. biasanya bila gunung ini meletus selalu disusul oleh letusan2 berikutnya  tetapi kali ini lain hanya sekali saja. sampai saat ini (artikel ini di tulis), level peringatan masih tetap " waspada ", pendakian untuk sementara dilarang (mungkin sampai level peringatan diturunkan dari " waspada menjadi hati-hati "). ada tanda bendera merah (atau kain merah) yang di pasang diatas pohon2 di kaki gunung sebagai batas yang aman bagi warga setempat ber-aktifitas. menurut orang2 yang sering mengunjungi gunung ini yaitu warga yang bekerja di tempat galian batu dan penggilingan batu di kaki gunung ini bahwa setiap kali meletus (erupsi) bentuk kawahnya slalu ber-ubah2 terutama di seputaran titik pusat (center point).

Gunung Mahawu dan gunung Masarang terlihat dari kawah gunung Lokon

Sebuah batu vulkanik terletak di bibir kawah

Asap terlihat keluar dari kawah & bau belerang yang menyengat hidung

Kawah dilihat dari sebelah timur

Kawah dan puncak

salah satu batu yang keluar dari perut bumi, pecah & retak2, samping kawah

Jalan lahar (saluran) samping utara kawah

 Kawah agak bulat, bentuk seperti lobang raksasa, terlihat dari bukit Tompaluan

Batu vulkanik sekitar 100 kg terlontar dari kawah saat terjadi erupsi, terletak kira-kira 350 m jauhnya dari kawah 

Trek menuju ke kawah (jalan lahar)
                                                                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar