Rabu, 31 Oktober 2018

Serindit Sulawesi / Celebes hanging-parrot


Disaat saya menyusuri lereng bukit kamintong di kawasan perkebunan paimpang di wilayah desa Tandengan 1, kec. Eris (kab. Minahasa, Sulawesi utara), mata saya tertuju pada satu pohon yg berbuah merah, yaitu : Jambu air merah (Syzygium aqueum) yg waktu itu buahnya tinggal sedikit sisa dari musimnya. saya perhatikan ada beberapa jenis burung yg hinggap sedang makan buah merah tersebut, saya menyiapkan Gun (kamera) yg sy bawa terus mendekat sambil meng-endap2 dalam jarak yg cukup aman di rumput & semak siap membidik, ada beberapa spesies burung yg sempat kena bidikan salah satu diantaranya ialah Serindit sulawesi, nama ilmiah : Loriculus stigmatus, burung ini adalah endemik sulawesi artinya spesies burung ini hanya ada atau hanya terdapat di  sulawesi, memang di kawasan lain diluar sulawesi ada yg kelihatan sama (krn genus-nya sama) meskipun sama2 serindit namun ada sedikit perbedaan sebab spesies-nya lain.


Burung ini ukuran bodinya termasuk sedang, panjangnya dari ujung paruh hingga ujung ekor antara 15 - 16 cm, punya karakter atau ciri khas yg unik, yaitu ; suka merangkak dari cabang ke cabang atau dari cabang ke ranting, suka merangkak terbalik kepala dibawah (upside down), soal urusan berjalan terbalik jenis burung ini adalah jagonya.
Jantan ada warna merah di kepala (seperti memakai topi merah) & bercak merah di tenggorokan sedangkan betina tidak ada merah di kepala tp ada bercak merah di tenggorokan. Di Indonesia (menurut refrensi) terdapat 9 spesies burung serindit, 4 diantaranya berada di kawasan sulawesi & salah satunya ialah serindit sulawesi ini, ukuran bodi serindit ini merupakan terbesar dari semuanya oleh karenanya disebut juga "Great hanging-parrot".

















Jumat, 04 November 2016

Air terjun TUMPAAN WERU (Air terjun Pyramid)



Sesuai dgn namanya air terjun ini berada di desa Tumpaan weru, kec Tumpaan, kabupaten Minahasa selatan, Sulawesi utara. berbentuk seperti pyramid atau kerucut, air yg jatuh dari atas awalnya terlihat menyempit terus melebar makin kebawah semakin melebar. utk akses ke lokasi bisa melalui Tumpaan weru kira-kira 1 km arah timur tetapi treknya hanya bisa ditempuh dgn berjalan kaki, biasanya kalau ada yg ingin berkunjung ke air terjun jalan yg lebih muda melalui desa tetangganya, desa Matani. dari desa matani atau tepatnya di jln trans sulawesi trus masuk melalui jalan potong (jln alternatif yg menuju ke desa Kapoya) kira2 jaraknya sampai ke lokasi 2 km.
dari jln ke lokasi sekitar 600 m masuk ke kanan mengikuti jln roda (jln kebun) trus belok kekiri lg, kendaraan roda dua (motor) bisa masuk meski hujan ataupun panas krn agak rata & sedikit berpasir, berhenti diatas lokasi air terjun di sebelah kanan & bunyi air terjun jelas terdengar walau tak terlihat krn tertutupi hutan kecil, setelah itu turun kebawah kira-kira 60 m mendekati lokasi trek agak curam tetapi banyak akar & pohon kecil tempat pegangan. lokasi masih alamiah & masih jarang di kunjungi padahal relatif tdk jauh dari kampung dan trek turun juga tdk sulit, ada yg menyerupai goa horizontal di samping air terjun sekitar 7 m masuk kedalam. tetapi menurut warga bahwa pemerintah desa Tumpaan weru yg baru terpilih akan membuat jalan menuju ke lokasi sekaligus sebagai jalan perkebunan, jadi ke depannya lokasi air terjun ini mungkin akan di jadikan sebagai obyek wisata.









Jumat, 12 Februari 2016

Danau Moat

Pada tanggal 17 agustus 2015 yang lalu saya berkesempatan mengadakan perjalanan ke Danau Moat, danau ini berada di kecamatan Modayag, kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi utara. sebagian kecil sebelah utara masuk kecamatan Modoinding, kabupaten Minahasa selatan. danau ini mempunyai 4 desa di sebelah utara dan barat, yaitu : Sinisir, Guaan, Bongkudai dan Moat, dulu saya sering liwat2 sini dalam usaha bisnis yang mengharuskan saya harus liwat disini, tapi baru kali ini saya benar2 datang hanya khusus untuk melihat dan menikmati akan indahnya alam karya Sang Pencipta, sekaligus ingin mengambil gambar sebagai dokumentasi, sebuah " Independence Day Trip to The Lake Moat ", begitu kira2 perjalanan saya waktu itu karena bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia, boleh dikatakan juga sebagai perjalanan nostalgia karena mengingat jalan dan desa2 sekitar danau ini sudah tidak asing lagi bagi saya. danau moat merupakan danau vulkanik yang berada dekat dengan cagar alam gunung Ambang, terletak di ketinggian 1100 m diatas permukaan laut, dengan ketinggian tersebut membuat udara di danau dan sekitarnya relatif sejuk, luas danau ini adalah 617 ha.

Suasana atmosfer dan iklim sejuk di danau ini sangat cocok untuk mengembalikan kesegaran tubuh setelah capek dengan rutinitas pekerjaan se-hari2, pemandangan alamnya yang indah dan sangat alamiah menjadi daya tarik tersendiri se-akan2 memanjakan mata kita. nama danau ini berasal dari kata dalam bahasa Mongondow, Mo'oat, yang artinya : Tanah yang timbul di tengah air, memang benar ada sebuah pulau kecil tidak jauh dari daratan kelihatan dengan jelas di setiap sudut danau, se-olah2 menjadi ciri khas danau ini,
dan ada juga bukit yang menyerupai pulau yang besar di pinggir danau sebelah utara.


Di kelilingi perbukitan dan pegunungan, pemandangan alam sekitarnya sungguh indah membuat setiap orang kagum akan indahnya alam ciptaan Tuhan. bila hari libur tiba atau mungkin ada waktu luang anda boleh memasukkan rencana trip anda dalam agenda liburan anda,  
bila ingin melihat keseluruhan permukaan air danau ini bisa naik ke perbukitan di salah satu desa di ladang perkebunan warga dan disana pemandangan danau nampak jelas terlihat.
di sebelah utara berbatasan langsung dengan kecamatan Modoinding yang merupakan lumbung sayur-mayur (hortikultura) di Sulawesi utara, bahkan produksinya sampai ke daerah2 lain di Indonesia, tidak jauh dari danau ini di sebelah selatan sedikit kebawah terdapat juga danau yang kecil, yang bernama : Danau Tondok, boleh dikata seperti Anak Danau Moat. namun demikian penyebutan Anak Danau Moat mungkin kurang cocok karena sama sekali tidak ada satu sungaipun yang mengalir dari Danau Moat ke Danau Tondok, hanya satu sungai yang mengalir keluar dari Danau Moat yang melewati desa Guaan di sebelah utara, sedangkan Danau Tondok berada di sebelah selatan.